Rasa-rasanya, dulu pernah ku berikan kau seutas tali. Memang hanya seutas tali, tapi penuh dengan filosofi. Masihkah kau ingat cerita dibalik seutas tali? atau kau sudah tidak mengingatnya lagi? atau, hanya jadi beban di memori? Hanya kau yang bisa menjawabya.
Jangan kau lihat dari harga. Sebab tak akan ada harga jualnya. Tetapi, jika kau mau menengok filosofinya, sangatlah tinggi nilainya. Jadi, kalau seutas tali itu sangat berharga, untuk apa aku memberikannya? masihkah kau ingat alasannya? atau kau sudah melupakannya? Tentu hanya kau yang bisa menjawabnya.
Seutas tali memanglah sangat sederhana untuk kuberikan padamu. Tapi, janganlah hanya kau lihat dari bentuknya. Masihkah kau ingat harus melihat seutas tali itu dari segi apa? atau kau sudah melupakannya? atau juga tak lagi penting saat ku dulu mengatakannya? Lagi-lagi hanya kau yang bisa menjawabnya.
Lagi-lagi, hanya seutas tali yang mengikat pergelangan. Tapi, apakah kini seutas tali itu masih ada dan melingkar di pergelangan tanganmu? atau kini hanya membuatmu sakit karena merasa seutas tali itu tidaklah berguna lagi? atau, sudah lama kau lepas dan kini hilang tak tahu rimbanya lagi? Semua itu, hanya kau yang bisa menjawabnya.
Seutas tali, dari semua jawabanmu akan pertayaan yang mungkin tidaklah penting untuk kau ajukan jawabannya, mungkin kau akan sangat merasakan janggalnya semua pertanyaanku. Atau juga ada dikebalikannya? janganlah kau jadikan beban tentang apa yang kutulis pada lembar elektronik ini, jangan pula kau jadikan satu kesalahan yang hanya kau bagi untuk dirimu sendiri. Aku hanya ingin kau tahu, pentingnya seutas tali. Tentu boleh saja jauh kau acuhkan bila tulisan ini sama sekali tidak ada arti.
:)
Banjarmasin, 26 Desember 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar