Playlist 20

Senin, 21 November 2011

SATU POHON DALAM SATU HEMBUSAN NAFAS


            “Tanamlah pohon untuk masa depan anak cucu kita”, itulah kutipan kalimat yang sering kita dengar dan senantiasa memotivasi kita, namun sungguh sayang, saat kita selalu memotivasi orang-orang untuk terus menghijaukan kembali hutan kita, saat itu juga semakin banyak pohon-pohon kita yang tumbang, hanya karena hasilnya yang menggiurkan, apakah kita pantas untuk mengorbankan indahnya alam kita yang dipenuhi dengan pepohonan?. Bagi segelintir orang, hutan hanya kumpulan pepohonan yang tak berguna, ada juga yang beranggapan untuk apa dibiarkan jika bisa dijadikan lembaran uang ditengah krisis yang melanda dunia?. Banyak orang yang mengartikan hutan dalam berbagai definisi sesuai pandangan mereka masing-masing.
Adapun hutan sendiri merupakan sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida, habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang paling penting. Hutan terdiri  atas beberapa jenis, jenis-jenis tersebut antara lain hutan hujan tropika, hutan hujan tropika adalah hutan yang terdapat didaerah tropis dengan curah hujan sangat tinggi. Hutan jenis ini sangat kaya akan flora dan fauna. Di kawasan ini keanekaragaman hayati sangat tinggi. Luas hutan hujan tropika di Indonesia lebih kurang 66 juta hektar, hutan hujan tropika berfungsi sebagai paru-paru dunia. Hutan hujan tropika terdapat di Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Hutan Monsun, disebut juga hutan musim. Hutan monsun tumbuh didaerah yang mempunyai curah hujan cukup tinggi, tetapi mempunyai musim kemarau yang panjang. Pada musim kemarau, tumbuhan di hutan monsun biasanya menggugurkan daunnya. Hutan monsun biasanya mempunyai tumbuhan sejenis, misalnya hutan jati, hutan bambu, dan hutan kapuk. Hutan monsun banyak terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
 Hutan juga merupakan rumah bagi banyak spesies binatang. Pohon sendiri adalah tumbuhan cukup tinggi dengan masa hidup bertahun-tahun. Jadi, tentu berbeda dengan sayur-sayuran atau padi-padian yang hidup semusim saja. Pohon juga berbeda karena secara mencolok memiliki sebatang pokok tegak berkayu yang cukup panjang dan bentuk tajuk (mahkota daun) yang jelas.Suatu kumpulan pepohonan dianggap hutan jika mampu menciptakan iklim dan kondisi lingkungan yang khas setempat, yang berbeda daripada daerah di luarnya. Jika kita berada di hutan hujan tropis, rasanya seperti masuk ke dalam ruangan yang menggunkan pendingin ruangan yang sejuk dan lembab, yang berbeda daripada daerah perladangan sekitarnya. Pemandangannya pun berlainan. Dalam Bahasa Indonesia, pengertian hutan juga merujuk kepada aneka hal yang bersifat liar, tumbuh sendiri atau tidak dipelihara, atau untuk menekankan sifat-sifat liar dari sesuatu.
Namun, sebagian kecil orang tidak perduli dengan apa yang disebut dengan fungsi hutan tersebut, mereka dengan sesuka hati mengambil sumber daya alam yang berupa kayu-kayu yang berasal dari pepohonan di hutan tanpa memikirkan pengelolaan setelahnya. Hutan memiliki peranan yang penting bagi manusia, peranan tersebut antara lain sebagai pemasok oksigen yang merupakan bahan baku utama untuk pernafasan manusia, sebagai pencegah banjir, sebagai penyejuk alam dan sebagai paru-paru dunia. Apabila kita biarkan maka bukan hal yang tidak mungkin terjadi berbagai hal yang tidak kita inginkan, seperti bencana alam yang berupa banjir, tanah longsor, serta kemarau yang berkepanjangan yang diakibatkan oleh hutan yang tidak stabil lagi dalam penyerapan air karena semakin sedikit pohon yang tumbuh didalamnya. Sungguh ironis apa yang terjadi.
Bukan hanya itu, pertambangan semakin menambah parah kerusakan hutan yang didalamnya banyak terdapat pepohonan, pepohonan yang membuat batin kita tenang setiap kali kita melihatnya, pepohonan hijau yang membentang luas sejauh mata memandang, namun beribu kali sayang kata-kata tersebut hanya tinggal kiasan belaka, hutan-hutan kita semakin hari semakin tak terlihat hijaunya, bahkan mungkin bisa dihitung jumlahnya, dan semakin langka rimbanya. Apakah hanya cerita yang kita wariskan kepada anak cucu kita nanti? Cerita tentang indahnya alam rimba raya beserta hutan-hutannya yang tebal, sejuknya suasana pagi yang bukan hal tidak mugkin tidak akan dirasakan oleh anak cucu kita dikemudian hari nanti. Pertambangan yang yang dimaksud bukan hanya pertambangan batu bara, namun berbagai jenis pertambangan dapat memperparah keadaan hutan, baik itu pertambangan emas, batubara, batu mulia, dan sebagainya.
Berbagai macam hal yang dapat menyebabkan kerusakan hutan, apakah kita pernah memikirkan ketika kita bersantai diatas kursi goyang, dari manakah bahan baku kursi yang kita pakai itu berasal? Ya, bahan baku utama kursi yang kita pakai setiap hari berasal dari susunan pohon yang ada di hutan. Selain bernilai estetika yang tinggi, pasti kita beranggapan kursi yang bahan baku utamanya kayu lebih terlihat mahal dan mewah  daripada yang berbahan dari plastik, besi ataupun dari bahan yang lain.
Hampir separuh dari semua jenis flora, fauna dan mikro organisme akan  musnah atau pasti terancam kepunahan dalam seperempat abad ke depan yang disebabkan oleh penebangan hutan-hutan hujan. Mungkin tidak hanya hutan hujan saja, tapi semua hutan yang ada di bumi ini. Selain itu, hutan hujan pernah meliputi 14% dari permukaan bumi. Sekarang hanya tersisa sekitar 6% dan menurut perkiraan para ahli hutan hujan yang tersisa itu akan habis dikonsumsi kurang dari 40 tahun. 1 sampai 1,5 hektar hutan hujan lenyap setiap 1 detik sebagai konsekuensi tragis pembangunan di negara-negara industri dan berkembang, industri kertas juga ikut berperan dalam pemusnahan hutan kita, setiap jam, dunia kehilangan 1.732,5 hektar hutan karena ditebang untuk menjadi bahan baku kertas, selain itu perkiraan para ahli bahwa kita sedang kehilangan 137 jenis tanaman, hewan dan serangga setiap harinya karena penebangan hutan-hutan hujan atau sama dengan 50.000 jenis setiap tahunnya.
Seiring dengan lenyapnya berbagai macam spesies di hutan hujan, demikian juga dengan berbagai macam pengobatan penyakit-penyakit yang mengancam hidup manusia. Semakin merebaknya wabah penyakit yang terus bertambah baik ragam maupun jumlahnya karena polusi udara, air dan tanah yang meningkat, terutama sekali terjadi di negara-negara dengan pendapatan perkapitanya rendah. Sekarang ini, tak hanya tangan-tangan nakal yang menyebabkan hal-hal tersebut, mereka yang berperan dalam kemanusiaan ternyata juga ikut terlibat, seperti obat-obatan yang dijual ke seluruh dunia berasal dari tanaman obat-obatan, Sementara itu 25% dari perusahaan obat-obatan di Barat mengambil bahan dari ramuan tanaman dari hutan hujan, dan lebih sedikit 1% dari pohon-pohon dan tanaman-tanaman tropis ini telah diuji coba oleh para ilmuwan untuk menemukan jenis tumbuhan yang bisa dipergunakan untuk obat-obatan yang baru. Namun selama ini kita beranggapan jika pabrik-pabrik obat-obatan membudidayakan tanaman obatnya sendiri bukan mengambilnya dari hutan. Akan tetapi pabrik-pabrik itu mengambil bahan obat-obatan tersebut dari hutan.
Beribu macam program tentang penanaman bibit pohon yang dicanangkan oleh pemerintah. Yang mana tujuan dari program itu sendiri merupakan andil dari pemerintah untuk hutan yang ada di bumi. Seiring dengan bergairahnya niat menanam bibit pohon untuk mengembalikan kembali hutan yang sudah mulai hilang. Akan tetapi, program tersebut berimbang dengan penebangan yang meraja lela pada saat sekarang ini.
            Bagaimana dengan daerah kita sendiri? Kalimantan Selatan merupakan daerah yang sangat identik dengan hutannya yang tropis, bagaimana keadaannya sekarang? Sungguh sangat memprihatinkan bukan, banyak hutan yang telah ditebang hanya untuk kepentingan pribadi semata, para oknum pemerintah pun seakan hanya diam pura-pura tidak mau tahu dengan keadaan tersebut dan seolah-olah itu merupakan hal yang wajar.
Hal apa saja yang menyebabkan rusaknya hutan beserta pepohonan dan isinya tersebut? Beberapa diantaranya disebabkan oleh masyarakat tradisional(penduduk asli) yang biasanya menerapkan sistem perladangan yang berpindah, Sistem perladangan berpindah  merupakan sistem pertanian yang masih dianggap tradisional. Banyak dampak yang ditimbulkan dari sistem ini, walaupun demikian disadari bahwa sistem ini  tidak mudah diubah mengingat didalamnya terdapat nilai-nilai kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi. Hal tersebut menyebabkan pohon-pohon yang ditebangi untuk dijadikan lahan perladangan. Parahnya lagi dengan adanya pembakaran lahan yang secara sengaja untuk membuka lahan perladangan maupun perkebunan. Yang mana hal itu dapat membuat penipisan lapisan ozon yang menyeabkan bumi menjadi panas, mengurangi kadar oksigen dan membuat pencemaran udara. adapun  faktor lain yang hampir sama dengan di daerah lain, yaitu penebangan liar yang didalangi oleh orang-orang tak bertanggung jawab yang hanya mementingkan dirinya sendiri untuk memperoleh materi semata, dan yang lebih mengkhawatirkan adalah adanya pembukaan lahan untuk penambangan liar yang tidak memperhatikan sama sekali seperti apa dan bagaimana keadaan alam disekitar mereka, dan lagi-lagi hal ini untuk menambah kekayan pribadi. Praktek penambangan mempunyai efek merusak pada hutan dan suku pedalaman di Kalimantan Selatan, terutama para penambang ilegal yang mana ketika penambangan yang dilakukan itu adalah penambangan yang tanpa izin atau pun dengan izin “menyuap” kepada pejabat terkait. Para penambang tradisional (liar) ini tidak mudah untuk diatur dan diarahkan serta dibimbing dengan sebagaimana mestinya . Adapun program dari pemerintah yang saat ini berjalan, yakni sistem tebang pilih. Namun walaupun memakai sistem tebang pilih tersebut, tetap saja hal tersebut dapat merusak keindahan hutan kita karena sistem tersebut sama halnya dengan membuka lahan untuk perladangan dan membuka lahan untuk pertambangan yakni sama-sama menebang pohon. Akibatnya, Penebangan hutan yang merajalela sekarang ini menyumbang 20% penyebab pemanasan global diakibatkan oleh terhambatnya penyerapan kembali karbon dioksida. 
 Selain faktor tersebut, kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian hutan juga merupakan faktor yang ikut berperan penting dalam berkurangnya hutan kita sehinga pengelolaan sumber daya alam yang ada didalamnya tak terkontrol dan terkendali dengan maksimal. Hal ini merupakan salah satu dari berbagai macam hal yang dapat menyebabkan hutan di Kalimantan Selatan semakin berkurang.
Jadi apa yang akan kita lakukan?, apakah hanya duduk manis dan berpangku tangan? Tentu tidak, kita punya banyak cara untuk mengurangi kerusakan hutan yang semakin hari semakin tak terkendali kegiatannya. Mulai dari usaha yang paling kecil pun tidak apa-apa karena itu sudah membuat bumi kita tersenyum kembali, karena sedikit gerak dan piker kita sangat bermanfaat bagi hutan kita yang malang ini. Seperti slogan dikalimat awal, “Tanamlah pohon untuk masa depan anak cucu kita” adalah salah satu cara untuk mengurangi kerusakan hutan kita, karena bisa kita bayangkan bumi kita tanpa pohon, kehidupan pun tak akan bertahan, manusia pun diperkirakan akan segera punah, karena manusia memerlukan oksigen untuk bernafas, dan kita tahu bahwa oksigen dihasilkan oleh pohon-pohon yang berfotosintesis. Satu batang pohon dapat menghasilkan oksigen yang dibutuhkan untuk 3 orang bernapas dan juga binatang yang hidup didalamnya, cukup adil bukan? Apakah kita pernah memperdulikan mereka? Tentu saja tidak, tapi mereka terus memberi kita oksigen kehidupan tanpa minta imbalan. Namun, walau demikian dengan serakahnya mereka yang tak mau mengerti dengan dampaknya terus saja tak mau perduli dan tidak mau tahu dengan semua realita yang kita hadapi sekarang ini.  Dengan santainya mereka menorehkan gergaji untuk menumbangkan batangan-batangan pohon di hutan yang tujuannya hanya lembaran-lembaran uang untuk mengisi perut mereka  dan dengan sengaja mengurangi jatah oksigen kita disetiap harinya serta secara tidak sengaja mereka juga membunuh makhluk hidup yang ada didalamnya, karena habitat mereka yang hilang dimakan gergaji yang senantiasa berbunyi untuk menggundul hutan kita.
Sebenarnya sangat banyak langkah yang dapat dilakukan baik dari pihak masyarakat, pemerintah, maupun bagi mereka yang mengelola kekayaan alam kita. Bagi pemerintah ada baiknya untuk melakukan sosialisasi yang berkaitan dengan pelestarian dan pengendalian kerusakan hutan kepada mayarakat dan lebih jeli dalam memberi izin untuk pengelolaan sumber daya alam, maupun dalam pengawasan kegiatan tersebut. Tidak hanya itu masyarakat juga bisa berperan dalam penghijauan kembali hutan-hutan yang ada di Kalimantan Selatan, contohnya dengan melakukan program yang berkaitan dengan penghijauan seperti melakukan penanaman bibit pohon di sekitar tempat tinggal mereka dan  melaporkan kepada pihak yang berwenang jika ada sesuatu atau hal yang menyimpang yang dilakukan oleh pihak pengguna sumber daya dan bagi mereka yang mengolah sumber daya alam. Ataupun dengan skala yang lebiha besar seperti penanaman seribu pohon, tentunya hal tersebut tidak akan berhasil jika tidak ada bantuan atau campur tangan pemerintah dalam pelaksanaannya.
Ingatlah! Bumi dan isinya bukan untuk kepentingan pribadi belaka, akan tetapi dalam setiap batang pohon terdapat hembusan-hembusan nafas orang yang kita cintai, seperti kakak, adik, orang tua dan kerabat kita. Tentunya kita tidak ingin melihat sesuatu hal yang tidak kita inginkan terjadi kepada mereka.
Mulai kapan harus kita lakukan kegiatan penanggulangan tersebut? Mulai dari diri kita sendiri yang bergerak untuk melestarikan alam  sekitar kita meski dimulai dengan hal kecil seperti menanam sebatang pohon saja, apa susahnya menanam sebatang pohon? Tentu menyenangkan dan mengasikkan apalagi jika dilakukan bersama, selain itu kita juga bisa menurunkan sifat mencintai hutan dan isinya kepada anak cucu kita nanti, agar mereka tahu betapa pentingnya hutan bagi kehidupan dunia. Tanamkan kepada diri mereka betapa pentingnya hutan bagi kehidupan manusia, agar mereka kelak tidak semakin memperparah keadaan hutan kita di Kalimantan selatan. mungkin inilah saatnya bagi kita untuk mengubah nasib hutan kita tercinta agar anak cucu kita nanti tersenyum melihat elok hutan beserta isinya dan bisa menikmatinya dikemudian hari kelak. Jadi bagaimana sikap kita sekarang? Kapan kita akan mulai melestarikan hutan kita tercinta?

alhamdulillah karya tulis diatas mendapatkan hadiah juara harapan 1 pada event "pena hijau award" 2011
^_^

Kamis, 10 November 2011

itu kamu

senyum itu...
itu kamu...
canda itu...
kuingat selalu...
mimpi indah malam itu...
itu kamu...
selalu...
selalu terbesit dalam benakku...
tidak,,,!
sudah terpatri malah...
tak akan hilang dengan tetesan darah.
darah merah merona menjemput ajalku.
kamu tahu?
apa yang ku tuju?
itu kamu...
dalam nyataku...
juga dalam gelapku...

03 November 2011

"Ungkapan yang Tak Terungkap"

inginku

inginku menurunkan bulan
suruhku sujud dihadapmu
agar kau tatap dengan rasa kepercayaan
inginku petik taburan bintang
agar kau tahu apa yang ku inginkan
saat termenung
inginku lihat wajahmu berserakan senyum
senyum berserakan tuntun hati yang mulai mati
mulai mati karna kau tek kunjung mengerti.

03 November 2011

"Ungkapan yang Tak Terungkap"

dan seperti biasa

dan seperti biasa
kau selalu ada
langkahkan kaki teringat padamu
lanjutkan hari terisi bayangmu
kadang menyiksa kala ku coba menerka
waktu bergerak perlahan saat ku ingat "GADIS IDAMAN"
ya, itu kamu
dari mulut terucap, untaian kata ini tercipta
tergores dari baris ke baris coba tuk ungkap isi hati
sungguh sayang jika kau tak datang
sungguh malang jika ku terus berteman "BAYANG-BAYANG"
karena sebentar lagi, petangku kan menjelang.

18 Oktober 2011

"Ungkapan yang Tak Terungkap"

kala ku terkenang masa SMA

ya,,,
disana aku dulu berbagi canda,,,
disana aku dulu berbagi cerita...
haus ku akan  kenangan yang terus ada,,,
tentang mereka,,,
tentang segalanya yang kuharap tak pernah kulupa,,,
meski mengerang harap tuk ulang semua,,,
saat-saat itu tak akan lagi tercipta,,,

"Ungkapan yang Tak Terungkap"
10 November 2011
 suasana kelas XII s_oNe tepat sehari sebelum UAN.

Rabu, 02 November 2011

sedikit lagi tuk menanti

sedikit lagi tuk menanti...
bukan karna ku tlah lelah jalani hari,,,
namun segera tiba hari yang kunanti...
saat yang menentukan hari,,,
juga hati...
entah apa yang terjadi nanti...
yang pasti, meski gelap pun menyelimuti diri,,,
ku takkan pernah peduli,,,
^_^