untukmu ,yang selalu tersenyum manis kepadaku, dulu.
Suatu waktu dimana telingamu terbiasa mendengar bisikan kata sayang dan cinta, saat dimana mulutku tak pernah kaku untuk mengucapkannya.
Bagimu, semua itu telah berlalu.
Bagimu, cerita itu hanyalah tersisa sebagai masa lalu, selembar kertas di sebuah buku yang kini sudah tak terpakai dan berdebu.
Aku, barisan kata dalam larik sebuah puisi yang tidaklah lagi berharga.
Setiap rima dalam sajakku tak lagi buatmu tersipu malu, atau bahkan senyum kecil dan anggukan tanda setuju.
Selalu, aku berharap kau di sini, namun kini hanyalah sekedar mimpi, serupa khayal yang tak akan lagi menjadi nyata.
Senyummu, tak lagi ada.
Rembulan yang kini tak lagi terangi gelap malam.
untukmu, yang kini tak lagi ada di sisiku.
Banjarmasin, 13 Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar