Playlist 20

Jumat, 14 Februari 2014

Si Penakut

Penakut tetaplah penakut.
Seorang yang takut tetap akan dianggap pengecut.
Kata berani seolah sumbu lilin yang tidak akan pernah tersulut.
Dalam ketakutan kini Aku bertekuk lutut.

Bagiku, sekali penakut pantaslah sudah sebagai pengecut.
Aku takut...

Aku terlalu takut untuk kehilangan dirimu.
Saat otak tak mau lagi kompromi dan tak sanggup menghapus semua memori.
Aku terlalu takut kata itu suatu saat tak akan terdengar lagi.
Aku takut...

Terlalu takut ku akan gelap sebab sebab tak ada lagi lentera dalam hati.
Lentera yang dahulu selalu menemani saat aku hanya seorang pengecut.
Aku takut...
Cahaya itu tak akan ada lagi...
Cahaya itu bukanlah untukku lagi...

Aku menginginkanmu...
Layaknya embun yang menantikan mentari saat bulan berkhianat dan beranjak pergi.
Tak ada keinginan yang terlampau suci selain permintaan ini.
aku menginginkanmu...
Layaknya gelap malam yang selalu ditemani penghuni alam.

Aku tak tahu lagi kata apa yang akan tertulis di lembar kertas ini.
Biarkan hati yang membimbing ujung penaku.
Sebab semua terampaikan hanya karenamu.
Berjejal, semakin memaksa untuk dituliskan.
Apakah kau juga seperti itu?
Sebab...
Disini Aku Takut kehilanganmu.
Terlalu pengecut Aku tanpa dirimu.
Hanya engkaulah lentera dalam gelap malamku.
Aku menginginkanmu.
Aku mencintaimu.

Banjarmasin, 14 Februari 2014

"Ditemani sebatang rokok, segelas kopi, lembaran kertas, pena, dan kerinduan yang mendalam"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar